Cincin Dari Tanah Liat

21Sep11

Aplikasi dari keramik yang sering kita temukan di Indonesia masih sebatas kotak wadah cincin atau aneka bentukan yang diperuntukkan sebagai suvenir acara pernikahan. Pemilihan keramik sebagai bahan pengusung sebuah cincin masih sangat sedikit, sudut pandang tradisional yang masih sangat konservatif mendominasi pola pilihan para calon pengantin hanya terhadap logam yang umum dipilih sebagai bahan pembentuk sebuah cincin. Keterbatasan pemahaman dan inovasi membuat kebanyakan calon pengantin memandang sebelah mata terhadap bentukan keramik.

Cincin Dari Tanah Liat

Cincin Dari Tanah Liat

Keramik yang kita kenal dahulu tidaklah sama dengan keramik yang kita temui saat ini, dinamika ilmu pengetahuan telah menempatkan keramik sebagai salah satu bahan dengan tingkat kekerasan yang bahkan melebihi baja sekalipun. Dengan tingkat kekerasan yang sedemikian hingga ditambah faktor keramik yang ringan dan murah telah membawa keramik menembus dunia militer sebagai baju pelindung –kevlar vest-, keramik jenis ini juga telah digunakan sebagai bahan pelindung pesawat antariksa. Kenyataan ini juga yang membawa keramik sebagai salah satu bahan pembuat cincin, terutama cincin pertunangan dan pernikahan.

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.

Pada prinsipnya keramik terbagi atas:

  • Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
  • Keramik halus (fine ceramic, keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic, high-tech ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, bidang medis, dan lain sebagainya.

Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik modern, terutama jenis keramik hasil sintesis, dan senyawa antara keramik dengan logam. Sifat lainya adalah daya tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari clay, flint dan feldfar tahan sampai dengan suhu 1200 C, keramik engineering seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 C., dengan kekuatan tekan yang sangat tinggi, sifat ini merupakan salah satu faktor yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.

Tungsten Karbida

Tungsten Karbida

Bahan baku keramik tradisional yang umum kita jumpai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sedangkan bahan baku keramik modern yang digunakan sebagai bahan pembentuk cincin berasal dari ikatan senyawa karbida. Dalam ilmu kimia, karbida merujuk kepada satu kelompok senyawa terdiri dari karbon dan satu elemen lain yang bisa menjadi logam, boron, atau silikon. Sebenarnya ada banyak senyawa yang termasuk kelompok ini, diantara lebih populer yang meliputi: kalsium karbida, aluminium karbida, silicon karbida, tungsten karbida, titanium karbida, zirkonium karbida dan besi karbida. Dari pilihan senyawa karbida yang umumnya digunakan sebagai bahan pembentuk cincin adalah tungsten karbida dan titanium karbida atau yang lebih dikenal dengan sebutan TIC. Semua keramik yang berasal dari ikatan senyawa karbida memiliki titik lebur yang sangat tinggi, TIC salah satunya memiliki titik lebur pada 3.100 dalam skala Celcius atau 5.612 dalam skala Faranheit.

Berdasarkan standar tingkat kekerasan MOH yang dimulai dari skala 1 hingga 10, dimana skala 10 adalah tingkat paling keras, menempatkan keramik modern pada nilai 9, dimana besi hanya menempati skala 7 dan platina hanya menempati skala 4.5. Gambaran ini menunjukkan keramik modern adalah bahan yang sangat keras dan juga anti gores.

Dari sudut pandang dunia kesehatan, keramik juga dikenal sebagai bahan yang hypoallergenic; yaitu bahan yang memiliki kecenderungan sangat kecil untuk bisa menimbulkan efek alergi terhadap kulit. Kenyataan ini menempatkan keramik sebagai salah satu bahan pengganti bagi penderita alergi terhadap logam.

Fakta-fakta inilah yang menempatkan keramik modern sebagai salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti bahan logam yang umum digunakan sebagai pembentuk cincin pernikahan.

Zirkonium

Sekarang kita telah mempunyai pemahaman yang mencukupi tentang dunia keramik dan perkembangannya. Secara sederhana telah dijelaskan diatas tentang fakta-fakta dan sejarah seputar keramik. Kenyataan bahwa emas, palladium dan platina yang umum digunakan sebagai bahan dasar sepasang cincin pernikahan bisa saja tergantikan dengan aneka  senyawa karbida yang tidak lain adalah keramik.

Kenyataan ini menunjukkan superioritas semu terhadap kebendaan yang kita dapati selama ini. Keabadian yang coba dimanifestasikan dalam keberadaan sebuah cincin membawa kita keranah yang jauh lebih rumit. Pencarian terhadap bahan cincin yang mampu menggambarkan keabadian dan keagungan sebuah ikatan pernikahan akhirnya hanya menempatkan zirkonium dan zirkonium karbida sebagai bahan yang sangat ekslusif dan superior. Zirkonium dan zirkonium karbida  adalah puncak dari segala pencarian, bahan ini bila diproses dengan tepat akan menghasilkan senyawa yang bahkan lebih keras dan kuat dari senyawa apapun yang sampai saat ini kita ketahui keberadaannya. Kekuatan dan ketahanan zirkonium dan zirkonium karbida yang mungkin setara disandingkan dengan hanya sedikit batu-batuan mulia sebagai bukti pengikat janji suci dalam pernikahan.

Zirkonium berasal dari kata Persia: zargun, yang berarti seperti emas. Nama zirkon memberikan deskripsi warna batu permata yang sekarang dikenal sebagai zircon, jargon, hyacinth, atau ligure. Mineral ini, dalam berbagai variasinya disebut juga dalam Injil. Mineral tidak diketahui mengandung elemen baru sampai Klaproth, pada tahun 1789, menganalisa jargon dari pulau Ceylon dan menemukan bahan baru yang dia namakan Zirkonertz (zirconia), tetapi Werner namakan zircon (silex circonius). Logam ini dalam bentuknya yang tidak murni pertama kali diisolasi oleh Berzelius di tahun 1824 dengan memanaskan campuran potasium dan potasium zirkonium fluorida dalam proses dekomposisi yang mereka kembangkan.

Zirkonium Wedding Ring

Zirkonium Wedding Ring

Kenyataan lain bahwa zirkonium ditemukan dalam jumlah banyak di bintang-bintang tipe S, dan juga telah diidentifikasikan dalam matahari dan meteor. Analisis bebatuan bulan yang diambil dari berbagai misi Apollo menunjukkan kandungan zirkonium yang tinggi, dibandingkan dengan bebatuan bumi.

Dalam ilmu kimia zirkonium alami mengandung lima isotop. Limabelas isotop lainnya juga diketahui keberadaannya. Bijih utama zirkon dan ZrSiO4 adalah ZrO2 dalam bentuk kristal yang mengandung hafnium sebesar sekitar 1%. Zirkonium juga muncul dalam 30 spesies mineral lainnya. Zirkonium diproduksi secara komersil dengan mereduksi klorida dengan magnesium (proses Kroll) dan dengan cara-cara lain. Unsur ini merupakan logam putih keabu-abuan yang terang. Ketika dibelah, logam ini dapat terbakar di udara secara spontan, terutama pada suhu yang tinggi. Logam padat unsur ini lebih susah untuk terbakar. Tingkat keracunan senyawa zirkonium sangat rendah. Hafnium ditemukan pada bijih zirkonium dan memisahkannya sangat sulit.

Zirkonium komersil mengandung 1- 3% hafnium. Zirkonium memiliki absoprsi netron cross-section yang rendah, oleh karena itu digunakan untuk aplikasi energi nuklir. Pusat pembangkit listrik nuklir sekarang ini mengkonsumsi 90% logam zirkonium. Reaktor-reaktor nuklir komersil yang sekarang ini dibuat, dapat menggunakan setengah juta kaki pipa campuran logam zirkonium.

Secara umum zirkonium yang digunakan di reaktor nuklir tidak mengandung hafnium. Zircaloy® merupakan campuran logam yang penting yang dikembangkan khusus untuk aplikasi nuklir. Zirkonium memiliki resitansi tinggi terhadap korosi terhadap berbagai jenis asam dan alkali, air laut dan agen-agen lain. Jika dicampur dengan seng, zirkonium menjadi magnet pada suhu dibawah 35.0000 dalam satuan skala Celcius.

Kegunaan umum unsur ini banyak digunakan oleh industri kimia dimana agen-agen korosif digunakan. Zirkonium digunakan sebagai getter dalam tabung vakum, sebagai agen pencampur logam dalam baja, peralatan bedah, primer peledak, filamen bola lampu pijar dan rayon spinnerets. Dengan niobium, zirkonium menjadi superkonduktif pada suhu rendah dan digunakan untuk membuat magnet superkonduktif. Zirkonium oksida (zirkon) memiliki indeks refraksi yang tinggi dan digunakan sebagai bahan batu permata. Oksida yang tidak murni, zirkonia digunakan untuk laboratory crucibles yang dapat menahan panas, dalam tungku pemanas dan oleh industri gelas dan keramik sebagai bahan refratory.

Uraian diatas menggambarkan kualitas dan superioritas dari logam zirkonium dan senyawa karbidanya. Sejarah panjang zirkonium dan keterbatasan jumlahnya menggambarkan dengan jelas ekslusifitas dari unsur ini. Pengaplikasian zirkonium sebagai bahan dasar sepasang cincin pernikahan bisa disebutkan sebagai titik puncak dari nilai-nilai keagungan yang secara materi dimiliki cincin-cincin tersebut. Keunikan, kemegahan, ketahanan, kekuatan dan tentu saja keabadian adalah nilai-nilai yang diharapkan ada dalam sepasang cincin pernikahan, walau tanpa itu semua tentu saja tidak merendahkan nilai sebuah rutinitas pernikahan, tapi dengan keberadaan sepasang cincin dari zirkonium atau zirkonium karbida yang disandingkan dengan hanya sedikit batu-batu mulia yang sepadan jelas akan sangat melengkapi makna “spesial” sang pengantin.

Akhirnya bagai pribahasa “tiada rotan akan pun jadi”,  kebebasan dalam menentukan bahan pembentuk sepasang cincin kawin tetaplah milik sepasang calon pengantin. Tersedianya berbagai pilihan bahan, dari yang berbahan dasar logam hingga non logam yang tidak lain adalah keramik. Keramik yang dahulu kala pernah menjadi bagian penting dalam rutinitas kehidupan sebelum tergantikan dengan bahan dari logam dan kristal, akhirnya kembali menjadi pilihan. Kenyataan bahwa keramik modern memiliki kekuatan dan ketahanan yang tidak kalah dari unsur-unsur logam pada umumnya terkecuali zirkonium.    Cincin Dari Tanah Liat