Kebaya Pengantin

26Jul09

Haruskah terbuat dari kain kebaya import…Yang harga per satu meternya sama dengan bolak-balik isi gas Elpiji sekitar sepuluh atau lima belas kali..Dan mau tak mau beli sebanyak dua meter tujuh puluh lima senti…Harganya tinggal dikalikan saja. Itu kalau tidak mau berdebar takut kainnya tidak cukup untuk dijadikan kebaya yang panjang dan anggun. Kebaya Pengantin…

Kebaya Pengantin

Kebaya Pengantin

Kain halus yang hampir tak terasa di kulit itu harus di beri tambahan macam-macam. Pertama; bordiran. Agar bagian kerah bisa menempel sedemikian rupa pada leher yang jenjang…agar jatuhnya sempurna di bawah panggul…Lalu,…Payet!Butiran biji plastik halus atau kalau bisa mutiara yang berwarna-warni indah (sesuaikan dengan warna kebaya ya..) yang akan ditempelkan satu demi satu pada setiap aluran motif kebayamu…Aaaahhh…sebenarnya, untuk ketelatenan, kesabaran dan kekhidmatan dalam memasangkan butir demi butir beads inilah kita mengeluarkan dana ekstra..Mau bagaimana?. Siapa pula yang rela menjulingkan mata, membelalak, memicingkan mata lagi agar setiap alur dan lengkungan pola terisi penuh sampai kain halus tadi terasa berat…(Mungkin ini tujuannya membeli yang nyaris tak terasa di kulit?).

Puluhan model tersisih sudah, hanya ada satu juaranya…Cari gambar dengan resolusi paling sempurna, lalu sodorkan pada penjahit andalan yang tau persis kalau berat badanmu naik atau turun barang satu kilo..Yang tau pasti ukuran lekuk tubuhmu..Yang dengan berani mengatakan “Model ini bisa membuat tubuhmu terlihat kerempeng..” atau mengutarakan “Dadamu kurang berisi ah…gak seksi nanti..”.Asalkan jangan penjahit yang sanggup bersikukuh bahwa kita harus ganti warna kebaya alias beli lagi!.

Kebaya Pengantin

Kebaya Pengantin

Bustier yang dipakai sebagai dalaman kebaya harus kuat dan pas menempel di tulang.. Selain menampilkan kesan lebih ramping, juga rapi. Oleh karena itu “tulang” atau kawat penyangganya tidak boleh kurang dari dua belas buah… Tersiksa sedikit selama beberapa jam tak palah…Demi panorama indah di depan cermin, demi decak kagum yang memandang…Kalau perlu, puasa atau diet selama satu atau dua minggu sebelum hari H!

Semua demi kebaya?…Semua demi pemandangan fisik semata?….

Tidak juga…Ada unsur penghargaan terhadap seni budaya bangsa disana (dan sedikit saja unsur konsumerisme pada barang import..ha..ha..ha!), ada peletakkan estetika pada mahligai pernikahan…”Mau cantik di depan keluarga terutama keluarga mempelai lelaki”. Semoga saja niat tulus ini tidak akan hilang seiring bergulirnya usia penikahan…Seiring kedatangan jabang bayi…seiring kesibukan mengurus rumah tangga menggeser jadwal senam atau perawatan di beauty parlour…

Kebaya Pengantin

Kebaya Pengantin

Hari ini aku hanya hendak berbagi…Dan sedikit mengingatkan kalau saja satu atau dua orang kawan wanita sedang menulusuri lenan demi lenan yang cantik untuk dijadikan jubah hari besarnya…Mengingatkan pada suatu perjalanan panjang yang kan kita tempuh setelah perhelatan besar itu usai…Pada perjuangan yang jauh lebih berat dari sekedar memasang untaian beads pada alur pakaian…Kita akan menguntai impian, harap beserta tawa dan pastinya air mata…Bukan sekedar memilih model kebaya apa yang paling cocok. Tetapi memilah-milah pola peran di dalam rumah tangga, memilih cara mengatur keuangan, menentukan cara pendisiplinan anak yang Tuhan akan titipkan…Memilih untuk bertahan…

Kita akan geram pada friksi-friksi agung yang belum pernah kita rasakan…Kita tidak bisa mundur…Kita tidak bisa memilih warna kebaya yang lain setetah bahannya kita potong mengikuti pola…

Hari ini aku hanya ingin berbagi ragu…berbagi takut dan berbagi semangat…Karena aku tahu, setelah kebaya pengantin cantik itu kita tanggalkan…Setelah perhelatan itu usai..

Pentas panggung kita justru baru akan dimulai…

Sumber : belle’schronicle