Ciri Desain Gaun Pengantin

12Sep12

Gaun pengantin pada umumnya sama dengan long-dress atau gaun panjang. Pemindahan lipit-kup sama dengan lipit-kup pada busana bagian badan atas seperti blus atau gaun terusan. Keistimewaan gaun pengantin adalah bahanya yang mewah, berwarna putih bersih atau warna pastel, merah jambu, kuning muda atau warna muda lainnya, tetapi umumnya putih.

ciri desain gaun pengantin

Gaun pengantin selalu dilapisi, ada kalanya bahan tekstil pelapisnya lebih mahal daripada bahan tekstil bagian luar untuk mendapat bentuk silhouette yang diinginkan. Bila hendak membuat gaun pengantin, pada saat mengambil ukuran badan sebaiknya mengenakan bh yang akan dipakai pada hari pernikahan, agar ukuran yang didapat tepat dan sesuai dengan busana dalamnya.

Dibawah ini adalah ciri-ciri desain umum yang terdapat pada gaun pengantin:

  1. Garis pinggang asli diturunkan 4 a 6 cm sehingga bentuk badan menjadi long-torso. Seorang yang memakai pakaian berbentuk long-torso akan kelihatan lebih ramping.
  2. Pemindahan lipit-kup umumnya pada garis hias princses, yang memberi kesan melangsingkan dan menonjolkan sex-appeal atau daya tarik seorang wanita. Garis bentuk leher disesuaikan dengan bentuk wajah.
  3. Garis potongan empire, atau garis hias di bawah payudara sebagai tempat sembunyi pemimdahan lipit-kup asli sering juga dipakai, sebab ini juga menambah daya tarik seorang Wanita.
  4. Silhouette atau garis besar potongan luar busana yang sering dipilih adalah siluet huruf A atau huruf S, melebar di bawah dengan potongan pinggang atau penuh di bagian atas badan dan bawah badan dengan adanya potongan pinggang.
  5. Penambahan hiasan berupa:
    1. Hiasan tekstil monumental, yaitu hiasan yang menonjolkan permukaan bahan yang rata dengan menggunakan payet, remboci, manik-manik, atau tambahan motif kaitan renda atau rajutan.
    2. Hiasan yang dihasilkan dari teknik jahir-menjahit berupa strook lajut berliku-liku –opnaaisel-, lipit-lipit kecil yang dijahit mati, bouillonneren, kerut-kerut pada kiri dan kanan satu lajur dan lain-lain.
    3. Hiasan aplikasi, lekatan atau tempelan dari bahan lain misalnya renda atau pita.
  6. Diadeem atau mahkota, dengan kudung –sluier– dari bahan tula nylon tipis sehingga wajah pengantin masih keliahatan jelas. Bentuk sluier dapat berupa lingkaran, oval atau lonjong, atau segi empat.
  7. Bentuk leher baju umumnya decolite, agak terbuka, bahkan ada bentuk shoulder-off, atau bahu terbuka.
  8. Ciri khas lainnya dari busana pengantin adalah sleep, yaitu ekor tambahan di badan belakang, sleep ini dapat berupa tambahan perpanjangan bawah rok di belakang, dan bila berjalan kain ini diseret-seret. Ekor dapat dibuat sebagai pias tambahan yang panjang, dipasang pada pinggang belakang, atau yang panjang sekali daru bahu belakang, menjuntai jatuhnya pada lantai.

Busana pengantin yang umumnya putih dan terbuat dari bahan yang agak mewah dari polyester atau bahan lain yang sesuai dengan desain. Leher tinggi, bulat dengan desain kerah tegak. Lengan panjang dengan kerut pada bagian kepala, pada ujung lengan sempit. Terdapat potongan garis hias princess, tempat menyembunyikan lipit-kup asli. Pinggang diturunkan di bagian tengah badan, dibuat setali dengan hiasan peplum -tambahan di bawan pinggang dan berakhir di sisi dengan bentuk volant, strook yang diklol atau bentuk lingkar penuh-.

long sleeve wedding dress

Umumya gaun pengantin mempunyai garis potongan princess dari lubah lengan turun ke pinggang, badan bagian tengah depan diberi hiasan teknik menjahit yaitu bouillonneren, dikerut pada kedua tepi, dan di garis princess. Hiasan ini diulang pada bagian lengan yang umumnya pendek.

Bentuk leher decolete, leher besar serupa leher perahu dengan meruncing ditengah muka. Rok dengan bentuk pias dengan hiasan untuk memperjelas garis, dan untuk memberi daya tarik diberi strook. Volant dengan bentuk lingkar penuh dengan konstruksi menurut rok longkar penuh, dengan panduan umum 1/6 garis pias dari pinggang sampai ke bawah. Pada tengah belakang diberi hiasan ekor –sleep– atau tambahan pias yang melangsai.

Bahan tekstil yang cocok adalah bahan yang dapat dikerut, misal berupa crepe, tetapi tidak usah tipis. Mahkota atau diadeem boleh dibuat dari corsage, bunga kain atau yang lain sesuai dengan selera masing-masing. Tula untuk sluier dipilih yang tipis dari bahan nylon supaya tidak mudah kusut. Demikian-lah beberapa ciri umum yang terdapat pada sebuah gaun pengantin.   Ciri Desain Gaun Pengantin